Pembangunan Pertanian Berkelanjutan
A. Pendahuluan.
Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas daratan yang sangat luas sehingga sebagian besar mata pencaharian penduduk adalah pada sektor pertanian. Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, pertanian/agrikultur adalah sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani di Indonesia.
Namun kesejahteraan petani sering tidak menentu. Terbukti saat terjadi krisis ekonomi regional berkepanjangan yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 lebih kuat pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia utamanya masyarakat kecil menengah yang pada umumnya berpenghasilan dari produksi pertanian. Dengan pertumbuhan yang cukup konsisten, sektor pertanian mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global. Subsektor perkebunan berperan dalam penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, sumber devisa, pengentasan kemiskinan, dan konservasi lingkungan. Untuk itu pembangunan sektor pertanian dan perkebunan sangat diperlukan dalam membantu proses pengembangan perekonomian bangsa.
Kepercayaan yang diberikan pada sektor pertanian secara umum telah terbukti. Dari awal mula krisis sampai kuartal ketiga tahun 1998, sektor pertanian (termasuk pertanian, kehutanan, dan perikanan) menunjukkan pertumbuhan 0 - 1%, melebihi sektor-sektor lainnya. Selain itu, dari tahun 1997 sampai 1998, sumbangan pertanian terhadap total jumlah tenaga kerja meningkat dari 40,7% menjadi 45,0% - satu-satunya sektor dimana tenaga kerja mengalami peningkatan
Melihat kenyataan yang ada, tampaknya pemikiran pembangunan ekonomi itulah yang mungkin harus di-up date. Kenyataan menunjukkan, pertanian penting dan akan tetap penting, dan tidak bisa "ditinggalkan", bahkan setelah ekonomi berada pada tahap industrialisasi.
Telah dipahami, pertanian berperan besar dalam penciptaan kesempatan kerja dalam memberi sumbangan terhadap pendapatan nasional, sumbangan terhadap ekspor bersih, dan memberi pengaruh terhadap inflasi. Arti penting itu akan semakin nyata jika kita mendalami ekonomi daerah-daerah kabupaten di Indonesia yang sebagian besar masih berbasis pertanian. Pertanian juga memberi prospek baru yang spektakuler, seperti potensi bio-diesel yang diproyeksikan akan mengganti bahan bakar minyak mobil untuk kendaraan bermotor atau potensi bio-farmaka bagi pengembangan obat-obatan, kosmetik, dan suplemen. Oleh sebab itu dibutuhkan sistem pengolahan pertanian yang tepat sehingga prospek pertanian kedepan semakin meningkat dan terus berkelanjutan guna menopang roda perekonomian yang akan berdampak pada kesejahteraan kaum tani pada umumnya.
B. Pengertian Pembangunan.
Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada sektor pertanian. Konsep pembangunan berkelanjutan mulai dirumuskan pada akhir tahun 1980’an sebagai respon terhadap strategi pembangunan sebelumnya yang terfokus pada tujuan pertumbuhan ekonomi tinggi yang terbukti telah menimbulkan degradasi kapasitas produksi maupun kualitas lingkungan hidup.
Kata pembangunan merupakan suatu usaha mendirikan ayau melakukan pembaharuan dengan menggunakan sarana yang ada hingga tercipta kondisi yang diinginkan guna mensejahterakan manusia dalam kehidupannya.Konsep pertama dirumuskan dalam Bruntland Report yang merupakan hasil kongres Komisi Dunia Mengenai Lingkungan dan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa:
“Pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan yang mewujudkan kebutuhansaat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk mewujudkan kebutuhan mereka”
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip "memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan" . Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
C. Pengertian Pertanian.
Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
D. Pengertian Berkelanjutan.
Dalam pikiran kita, kata “keberlanjutan” sekarang ini digunakan secara meluas dalam lingkup program pembangunan. Namun keberlanjutan sesungguhnya diartikan sebagai menjaga agar suatu upaya tetap berlangsungatau kemampuan untuk bertahan dan menjaga agar tidak merosot. Dalam konteks pertanian, keberlanjutan pada dasarnya berarti kemampuan untuk tetap produktif sekaligus tetap mempertahankan basis sumber daya. Pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumberdaya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkngan dan melestarikan sumber daya alam yang terdapat pada suatu lingkungan dengan menyeimbangkannya dari apa yang diperoleh dan kemudian dikeluarkan sehingga dihasilkan produksi yang optimal guna kesejahteraan masyarakat.
Konsep yang digunakan dalam pertanian adalah berkelanjutan yang terbina dengan teknologi (meningkatkan hasilan). Ini juga mengartikan bahwa keberlanjutan bersifat serbamatra (multi-dimensional) yang rumit. Keberlanjutan dalam konteks globalisasi menuntut kekukuhan sekaligus kelenturan struktur dan perilaku sistem pertanian dalam menghadapi tekanan faktor-faktor eksternal. Ketegaran global memerlukan tindakan bersama antar pelaku ekonomi di bawah komando pemerintahan. Dalam konteks demokratisasi, keberlanjutan memerlukan peran serta pelaku ekonomi dengan kedudukan sederajat dalam mengambil keputusan, termasuk petani subsisten.
E. Pembangunan Pertanian Berkelanjutan.
Di Indonesia Pembangunan pertanian berkelanjutan bersumber dari pengetahuan lokal dan sudah terbukti kesuksesannya selama bertahun-tahun, namun kini sedang menghadapi tantangan dari liberalisasi pangan dan masuknya tanaman transgenik. Padahal pembangunan pertanian berkelanjutan matap secara ekologis, artinya kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan.
Penggunaan sistem pembangunan pertanian berkelanjutan tidak hanya mempertahankan hasil produksi, tetapi juga memberikan penawaran akan ketahanan sumber daya alam. Sehingga keuntungan ganda dapat diperoleh yakni sumber daya alam tetap terjaga dan kestabilan hasil produksi peratanian tetap dapat dirasakan. Petani akan dapat menggunakan lahan pertaniannya secara kontinu dan tidak pernah ragu akan produksi panen, hal ini disebabkan adanya ketahanan tanah untuk menjaga kestabilan hara yang dikandungnya dan tenaga serta biaya yang dikeluarkan petani akan stabil.
Dengan penggunaan sumber daya alam yang tepat, pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.
Namun peran pertanian dalam peningkatan devisa dapat kontradiksi dengan perannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi produk dari sektor pertanian terhadap pasar dan industri domestic bisa tidak besar karena sebagian besar produk pertanian di ekspor atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri domestic disuplai oleh produk-produk impor. Artinya peningkatan ekspor pertanian bisa berakibat negative terhadap pasokan pasar dalam negeri, atau sebaliknya usaha memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri bisa menjadi suatu faktor penghambat bagi pertumbuhan ekspor pertanian.
Untuk mengatasi masalah tersebut ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menambah kapasitas produksi dan meningkatkan daya saing produknya. Salah satu cara yang ditempuh untuk menjalakan keduanya ialah dengan menerapkan sistem pembangunan pertanian berkelanjutan. Sebagaiman yang kita ketahui bahwa pembangunan pertanian berkelanjutan bukan hanya berdampak pada kestabilan hasil produksi, tetapi pertanian berkelanjutan juga tidak memerlukan modal yang besar bahkan mampu untuk menjaga kestabilan ekologi dan peningkatan kesejahteraan petani.
F. Penutup
Paradigma masyarakat akan pertanian perlu juga diluruskan agar sejalan dengan pembangunan pertanian Berkelanjutan. Semestinya pemahaman pertanian pada masyarakat tetap relevan dan pembangunan pertanian tetap berlandaskan pada pembagunan kesejahteraan rakyat. Sebab bagaimanapun sektor pertanian banyak memberi sumbangsih terhadap ketahanan bangsa dari krisis moneter silam.
Perlu kita sadari bahwa setiap kegiatan perekonomian dan pembangunan di Negara kita selalu ditekankan atas kebijakan pemerintah, maka dari itu perlu kita pegang bersama bahwa peran serta dari pelaku pertanian juga sangat dibutuhkan. Sehingga perlahan tetapi pasti arti pertanian dalam negri kian disadari berbagai komponen masyarakat. Memang masih banyak yang meremehkan arti pertanian, tetapi para petani sendiri seharusnya semakin sadar akan posisi dan kedudukan penting itu sehingga telah semakin berani memperjuangkan kepentingannya di atas semua kebutuhan hidupnya.
Sebagian besar pelaku sektor pertanian hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keberlanjutan pangan. Hal ini disebabkan karena tidak seimbangnya kebutuhan dan kestabilan produksi pertanian. Sehingga kesejahteraan petani tetap berada di bawah rata-rata yang kemudian dapat meningkatkan laju invlasi Negara. Dengan ketahanan sumber daya alam maka produksi tetap stabil dan dengan pengelolaan yang baik maka pendapatan devisa Negara tetap stabil sehingga ketahanan dan pembangunan perekonomian akan mampu memenuhi kebutuhan Negara. Sehingga tak dapat dipungkiri bahwa penggunaan sistem pertanian berkelanjutan memiliki peran yang besar dalam mendukung peningkatan perekonomian bangsa.
Dan satu hal yang perlu diingat bahwa pembangunan pertanian berkelanjutan bukan hanya mementingkan pembangunan perekonomian dan kesejahteraan rakyat, tetapi lebih mengarah kepada keberlanjutan dan ketahanan sumber daya alam. Mungkin hal ini bersimpangan terhadap sistem agribisnis dengan pola kapitalis dini, sebab masalah pertanian bukan hanya keuntungan yang berlipat tetapi mencakup segala aspek termasuk ekologi, sosial budaya dan keadilan moral.
Daftar Pustaka.
Anonim, 2009, Pembangunan Berkelanjutan, http://id..wikipedia.org/pembanguan/berkelanjutan, di akses pada tanggal 3 September 2009.
Anonim, 2009, Pertanian , http://id..wikipedia.org/wiki/pertanian, di akses pada tanggal 3 September 2009.
Mubyarto, 2002, Reformasi Agraria: Menuju Pertanian Berkelanjutan pada www.ekonomirakyat.org/index.php di akses pada tanggal 3 September 2009
Mubyarto; Santosa, Awan, 2005 , Pembangunan Pertanian Berkelanjutan : Kritik Terhadap Paradigma Agribisnis , http://awansantosa.blogspot.com/ di akses pada tanggal 3 September 2009.
Notohadikusumo, Tejoyuwono, 1999, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan dalam Konteks Globalisasi dan Demokratisasi Ekonomi, Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian, UGM, Yogyakarta.
Sudirja, Rija, 2008, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Berbasis Sistem Pertanian Organik, Jurusan Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian UNPAD, Bandung.
Suryana, Ahmad, 2005, Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Andalan Pembangunan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.
Suyudi Cecep, 2007, Peranan Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Indonesia pada www.pksyariahimmciputat.blogspot.com/2007/04/reorientasi-pergerakan.html di akses pada tanggal 3 September 2009.
Widodo, Slamet, 2008, Sosiologi Pembangunan : Pengertian, Prinsip-prinsip dan Aspek-aspeknya, http://learning-of/slametwidodo.com/2008/02/01/ , sosiologi-pembangunan-pengertian-prinsip-prinsip-Aspek-aspeknya. di akses pada tanggal 3 September 2009.
Komentar