Pengaruh Peningkatan Suhu terhadap Laju Fotosintesis Tanaman


Pada daerah subtropika dan daerah dataran tinggi suhu merupakan pengaruh yang paling dominan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan sangat terpengaruh pada suhu dan radiasi matahari dan efisiensi tanaman dalam memproduksi biomassa terhadap radiasi surya tersebut. Pada umumnya pertumbuhan tanaman tidak akan dimulai sampai tananam mencapai titik suhu tertentu, kemudian pertumbuhan tanaman akan meningkat seiring dengan peningkatan suhu sampai mencapai suhu optimum. Setiap jenis tanaman umumnya mempunyai kisaran suhu optimum yang berbeda untuk bisa memproduksi biomassanya. Parry (1990) menyatakan peningkatan suhu udara diatas suhu dasar tetapi tidak lebih tinggi dari suhu optimum umumnya akan dapat menurunkan hasil pada tanaman sereal dan meningkatkan hasil pada tanaman umbi dan rumput-rumputan. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat meningkatkan evapotranspirasi rata-rata dan mengurangi kelembaban yang juga dapat berpengaruh terhadap hasil tanaman. Pada tanaman C3 dimana kebutuhan cahaya hanya sekitar 6000fc, pengaruh peningkatan suhu secara nyata dapat menurunkan produktivitas tanaman, sedangkan pada tanaman C4 dimana kebutuhan cahaya optimum pada intensitas 8000-1000fc, peningkatan suhu udara akan meningkatkan produksi biomassanya.

Meningkatnya suhu daun dari 15 oC ke 35 oC menyebabkan laju asimilasi bertambah besar. Meningkatnya asimilasi dengan kenaikan suhu merupakan fenomena umum, sampai suhu optimum tercapai, lalu akan terjadi penurunan, (Gambar 1). Adanya kenaikan CO2 di atmosfir akan merubah suhu optimum tanaman. Untuk tanaman kedelei, kenaikan suhu optimum mencapai 12 %. 
Gambar 1. Suhu optimum untuk proses assimilasi akan berubah dengan kenaikan CO2 di atmosfir (Sumber June, 2008).

June (2008) menyebutkan jika konsentrasi CO2 di permukaan daun dikurangi, mencapai suatu titik dimana CO2 yang diserap tanaman sama dengan yang dihasilkannya, maka titik ini disebut "CO2 compensation point" (titik kompensasi CO2) (Gambar 2), Г. Nilai Г adalah sekitar 50 μ mol m-2 s-1 pada suhu 25 oC, dan akan meningkat dengan meningkatnya suhu permukaan daun. Untuk tanaman kedele nilai Г lebih rendah, yaitu sekitar 40 μ mol m-2 s-1 pada 25 oC. Nilai ini penting di dalam konteks perubahan iklim yang berkaitan dengan kenaikan suhu. Dengan kenaikan suhu, produksi biomasa akan berkurang jika CO2 di permukaan daun mencapai titik kompensasinya (biasa terjadi di siang hari pada saat matahari terik dan kecepatan angin sangat rendah atau di bawah kanopi hutan tropis), karena Г meningkat.
Gambar 2. Laju assimilasi (μ mol CO2 m-2 s-1) tanaman kedelai dengan meningkatnya CO2 pada suhu berbeda (Sumber: June, 2008).

Salah satu pengaruh yang penting akibat adanya pemanasan global dengan meningkatnya suhu udara rata-rata dunia, khususnya di daerah tropika yaitu untuk tanaman-tanaman yang umumnya hanya bisa tumbuh dan berproduksi baik pada dataran tinggi, dengan adanya penigkatan suhu udara maka daerah dengan ketinggian tertentu akan menjadi kurang sesuai lagi untuk pertumbuhan tanaman tertentu, seperti pada tanaman apel, wortel atau tanaman-tanaman sub-tropika lainnya.

Referensi :
June, T. 2008. Kenaikan CO2 Dan Perubahan Iklim : Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Tanaman. http://members.tripod.com/~buletin/tania/tania1.htm. [23 Nopember 2008].
 
 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

Centotheca lappacea (Linnaeus) Desvaux

METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DALAM PEMULIAAN TANAMAN