Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Variasi Jumlah Kromosom

Gambar
Variasi jumlah kromosom dapat terjadi karena adanya penambahan atau pengurangan set kromosom (genom) baik secara lengkap maupun sebagian. Variasi jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi dua yaitu euploidi dan aneuploidi. Euploidi terbagi dua yaitu monoploid dan poliploid. Poliploid terbagi dua lagi yaitu autoploid dan alloploid. Ada beberapa variasi kemungkian dalam aneuploidi yaitu monosomi, nulisomi dan trisomi.  A. Euploidi  Euploidi adalah keadaan dimana jumlah kromosom yang dimiliki oleh suatu individu merupakan kelipatan dari kromosom dasarnya (kromosom haploidnya). Satu set kromosom haploid disebut genom. Individu euploidi ditandai dengan dimilikinya set kromosom (genom) yang lengkap. Individu monoploid memiliki satu genom (n), diploid memiliki dua genom (2n), triploid memiliki tiga genom (3n) dan seterusnya. Individu yang memiliki lebih dari dua genom biasanya disebut poliploid.  Euploidi secara alami terjadi karena pemisahan yang tidak teratur selama mitosis sehi

SELEKSI IN VITRO TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

Gambar
Pengertian Cekaman Kekeringan  Kekeringan merupakan suatu cekaman abiotik yang sangat serius yang didefinisikan suatu keadaan kurangnya ketersediaan air, meliputi presipitasi dan kuantitas kelembaban tanah dan distribusinya, selama siklus hidup tanaman, yang menyebabkan terhalangnya ekspresi genetik secara keseluruhan pada hasil panen (Sinha dalam Hassan et al., 2004). Cekaman kekeringan menjadi masalah yang perlu diperhatikan dalam budidaya beberapa tanaman di lahan kering karena ketersediaan air tidak selalu terjamin sepanjang musim tanam, terutama pada musim-musim menjelang kemarau (Yudiwanti et al., 2008). Tanaman yang terkena cekaman kekeringan ini maka secara perlahan akan berkurang tingkat pertumbuhannya (Hassan et al., 2004) dan produktivitasnya juga menurun (Arvin & Donelly, 2008). Jika cekaman kekeringan semakin intensif terjadi, maka respon tanaman dapat dilihat secara jelas (Rains dalam Hassan et al., 2004). Seperti yang dilaporkan Sorte et al., Lilley & Fukai

PRODUKSI METABOLIT SEKUNDER PADA TANAMAN MELALUI KULTUR JARINGAN

Gambar
Pendahuluan   Permasalah yang kerap muncul dalam industri farmasi adalah pengadaan bahan baku obat. Salah satu sumbr bahan baku obat tersebut berasal dari mtabolit sekunder yang diproduksi oleh tanaman. Namun, produksi metabolit sekunder secara konvensional pada tanaman biasanya memiliki kadar yang sedikit. Salah satu metode yang digunakan untuk menghasilkan metabolit sekunder yaitu dengan menggunakan metode bioteknologi.  Metode bioteknologi telah terbukti dapat meningkatkan beberapa produksi beberapa metabolit sekunder pada tanaman. Salah satu metode bioteknologi yang dimanfaatkan untuk memproduksi metabolit sekunder yaitu kultur jaringan tanaman. Kultur jaringan yaitu metode perbanyakan organ, jaringan, sel, atau bagian sel di dalam suatu media yang sessuai secara aseptic dengan tujuan tertentu yang sifat-sifatnya akan sama dengan sifat genetik induknya (Santosa, 2008).  Prinsip budidaya melalui kultur jaringan bertitik tolak dari teori sel yang ditemukan oleh Schleide