Potensi Pengembangan Bunga Potong dan Bunga Pot Tanaman Krisan

Pengembangan bidang pertanian saat ini terutama pada tanaman pangan dan hortikultura mengalami kemajuan meskipun terdapat beberapa masalah yang mengakibatkan terhambatnya beberapa program yang telah dicanangkan sebelumnya seperti keadaan iklum, kurangnya modal dan pemberdayaan SDM yang belum optimal. Produksi tanaman pangan dibeberapa daerah terus menerus ditingkatkan dan diharapkan produksi padi, jagung dan kedelai mengalami surplus setiap tahunnya. Sedangkan tanaman hortikultura juga masih terus dioptimalkan produksinya dan dapat bersaing dengan produk impor lainnya. Diantara sayur dan buah, industri tanaman hias juga terus berkembang dan perlu perhatian untuk pengembangannya ke depan.

Tanaman hortikultura, khususnya bunga potong (cut flower) merupakan komoditi yang sangat khas, di mana para pengusaha dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas ketrampilan seni, ketrampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi. Pengusaha bunga potong juga dituntut dapat untuk memperdagangkan produksinya dalam keadaan segar dan menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik mampu menarik calon konsumen. 

Di indonesia, banyak pelaku usaha yang telah mengembangkan tanaman hias tersebut salah satunya adalah PT. Alam Indah Bunga Nusantara yang berada di daerah Cipanas, Cianjur Jawa Barat. Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1989 ini mengembangkan tanaman hias khususnya bunga Krisan (Chrysanthemum) sebagai bunga potong maupun tanaman hias. 

Perusahaan memilih tanaman Krisan untuk dikembangkan karena tanaman Krisan merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi karena keindahan serta keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar. Sebagai bunga potong, krisan digunakan sebagai bahan dekorasi ruangan, jambangan (vas) bunga dan rangkaian bunga. Sebagai tanaman pot krisan dapat digunakan untuk menghias meja kantor, ruangan hotel, restaurant dan rumah tempat tinggal. Selain digunakan sebagai tanaman hias, krisan juga berpotensi sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga (hama). 

Tanaman krisan dikembangkan dengan menggunakan beberapa green house baik untuk tahap nursery hingga tahap produksi. Green house Panel yang dimiliki oleh PT. Alam Indah Bunga Nusantara adalah buatan Belanda dan sudah dimodifikasi bentuknya. Bentuk green house yang melengkung dan tidak terlalu tinggi, membuat suhu di dalam green house cukup tinggi sekitar 40oC bahkan lebih sehingga dipasang Blower atau kipas angin dibeberapa bagian green house. Rumah kaca ini juga dilengkapi dengan selang irigasi, pengabutan hingga rangkaian lampu untuk pencahayaan tanaman di malam hari. 

Pada tahap nursery, pengolahan tanah dan pembuatan bedengan dilakukan di rumah kaca. Ukuran bedengan disesuaikan dengan luasan rumah kaca setelah dilakukan fumigasi, tanahnya dibersihkan dari gulma dan dicampurkan dengan pupuk kandang. Bibit tanaman di akarkan terlebih dahulu hingga membentuk mother stock atau induk tanaman dan menghasilkan pucuk. Pucuk/stek tanaman induk ini dapat dipetik hingga 16 kali agar produksinya lebih optimal. 

Bibit krisan yang dikembangkan berbeda-beda baik yang berasal dari Belanda (impor), BALITHI dan bibit lokal di Jawa Barat. Stek yang berumur 2 minggu yang berasal dari tanaman induk tersebut kemudian di pindahkan ke rumah kaca yang lain untuk tahap produksi. Perkembangan tanaman pada tahap ini perlu diperhatikan mulai dari pemberian pupuk, penyiraman, hama dan penyakit hingga kondisi suhu di dalam rumah kaca. Sehingga, rumah kaca yang digunakan perlu dilengkapi dengan selang irigasi (tetes maupun alir), selang pengabutan dan kipas angin untuk menurunkan suhu serta perangkap hama. 


Green house Panel buatan Belanda

Mother Stock Krisan Var. Anastasia 

Selama tahap pertumbuhan hingga pembungaannya, tanaman krisan memerlukan cahaya hingga 16 jam/hari. Menurut staf PT. Alam Indah Bunga Nusantara, tanaman krisan memerlukan ketersediaan cahaya antara 14-16 jam/hari dalam masa pertumbuhan, sedangkan untuk fase pembuangan, tanaman ini memerlukan panjang hari kurang dari 12 jam/hari. Oleh karena itu, fasilitas rumah kaca harus dilengkapi dengan rangkaian lampu baik menggunakan lampu pijar maupun lampu TL. Pemberian cahaya tambahan dilakukan mulai jam 19.00 sampai dengan jam 04.00 dengan cara menyalakan 10 menit dan padamkan 20 menit dan dilakukan berulang- ulang. Namun secara keseluruhan, tanaman krisan memerlukan cahaya yang optimal hingga 32.000 lux untuk pertumbuhannya. 

Meskipun pengembangan tanaman krisan dilakukan di rumah kaca, namun tidak menutup kemungkinan adanya hama dan penyakit yang menyerang. Tahap penyiangan juga perlu dilakukan untuk menghidari penyebaran hama dan penyakit. Untuk hama, dapat dicegah dengan membuat perangkap berupa lem dan melakukan penyemprotan dengan insektisida dan fungisida untuk hama dan penyakitnya. Jenis hama dan penyakit yang berkembang yaitu thrips, apids, penggerek daun, busuk batang, karat daun dan lainnya (Anonim, 2013). 

Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10-20 kuntum bunga berukuran kecil. Sedangkan jenis standard pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang biasa dibudidayakan sebagai bunga berukuran besar. Tipe Bunga standar membutuhkan pembuangan tunas samping yang berlebihan (disbudding), sedangkan untuk tipe spray dilakukan pembuangan tunas utama, untuk menstimulir tumbuhan kuncup bunga dari tunas-tunas samping (pinching). Pekerjaan ini dilakukan pada bunga yang berumur 3-4 minggu setelah ditanam. 

Tanaman krisan yang siap dilindungi dengan kertas dan dipanen

Umur panen tanaman Krisan berbeda-beda sesuai dengan varietas baik impor maupun jenis lokal. Sebelum dipanen, tanaman krisan tipe standar perlu dilakukan pencondongan atau melindungi bunga krisan dengan kertas. Ini dilakukan agar bunga tidak rondok atau lepas pada saat dipanen maupun saat pengangkutan baik menuju tempat pengepakan maupun pada saat penjualan pada konsumen. Tanaman krisan juga sebelumnya diberi tali berbentuk jala agar posisi batang tanaman dapat tumbuh dengan tegak dan menghasilkan bunga yang normal. 

PT. Alam Indah Bunga Nusantara selain memproduksi bunga Krisan sebagai bunga potong, juga memproduksi bunga Krisan sebagai bunga pot. Dengan menggunakan arang sekam murni sebagai media pertumbuhannya, perusahaan tersebut dapat menghasilkan bunga pot dalam jumlah yang banyak. Produksi bunga krisan dalam pot ini tidak membutuhkan waktu yang lama dan cukup diminati oleh konsumen terutama rumah tangga, kantor-kantor hingga hotel-hotel ternama. Dalam kunjungan praktek lapang, tercatat ratusan pot sudah terjual oleh beberapa hotel yang merupakan pelanggan tetap perusahaan. 


 Bunga Krisan diberi tali dan dilindung dengan kertas


Produksi bunga krisan dalam pot 

Saat panen yang tepat pada krisan standar adalah ketika bunga telah setengah mekar atau 3 - 4 hari sebelum mekar penuh. Umur bunga potong, jika tidak ditangani dengan baik hanya 2-3 hari. Bunga yang seharusnya dipotong harus segera dipotong, karena keterlambatan panen akan menurunkan kualitas bunga. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan jika tanah dalam keadaan kering, sebaiknya tanah disiram dulu sampai basah sehingga tanaman yang akan dipotong menjadi segar dan tidak layu. 

Setelah bunga krisan dipanen, bunga kemudian diangkut ke ruang pasca panen. Di ruangan ini, bunga kemudian disortir sesuai dengan kualitas dan permintaan konsumen. Bunga krisan yang dipanen memiliki standar seperti panjang tangkai yang dipanen sekitar 75 cm, mahkota bunga memiliki diameter sekitar 8 cm dan memiliki kekuatan tangkai dengan sudut lentur sekitar 20o. Selain penyortiran, juga dilakukan grading untuk memisahkan kualitas bunga berdasarkan pasar baik impor maupun lokal. Setelah dikumpulkan, bunga yang berjumlah ratusan tersebut kemudian dibungkus dengan kain agar bunganya tidak rontok mapun lepas. 

Untuk menjaga kualitas agar tidak layu dan tahan lama, bunga Krisan ditempatkan kedalam ruang penyimpanan yang dilengkapi dengan pendingin udara. Bunga yang sudah siap dipasarkan kekudian dikemas (packing) dengan menggunakan kardus khusus agar menjaga kelembaban pada saat pendistribusiannya. Mobil/bus yang digunakan dalam pengiriman bunga juga harus dilengkapi dengan alat pendingin sehingga kualitas bunga masih tetap terjaga. 


Kegiatan Penyortiran bunga


Penyimpanan bunga di ruang pendingin 

Proses pengepakan dengan kemasan menggunakan kardus berbeda sesuai jenis pasar bunga. Untuk bunga kualitas ekspor, bunga dikemas dengan kardus berukuran kecil dengan jumlah bunga berkisar antara 5-10 tangkai. Sedangkan untuk pasar lokal, bunga dikemas dalam kardus berukuran besar dengan jumlah bunga yang mencapai ratusan. Permintaan bunga potong krisan dipasal lokal terus meningkat baik di skala rumah tangga maupun di kantor pemerintahan dan pelayanan jasa lainnya. Selain mengejar target produksi untuk pasar domestik, pihak perusahaan juga terus mengembangkan produksi dan berupaya memperluas pasar hingga dunia internasional. 

Foto bersama di depan kantor PT. Alam Indah Bunga Nusantara

Peluang pengembangan agribisnis bunga potong semakin prospektif sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, PT. Alam Indah Bunga Nusantara berinisiatif untuk tetap melanjutkan usaha dibidang bunga potong krisan tersebut. Dengan memperhatikan lingkungan secara terkontrol dengan menggunakan rumah kaca dengan segala fasilitasnya diharapkan dapat meningkatkan produksi bunga potong dan bunga pot khususnya krisan. Dengan manajemen SDM yang ada dapat mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing yang kuat dengan produk impor dan lebih menguasai teknologi budidaya dan lebih efisien. Manajemen pemasaran pun perlu diperhatikan agar harga jual bunga potong mampu bersaing dengan produk impor. Dengan demikian dapat mendorong ekspor bunga potong Indonesia ke luar negeri semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Ket : 
Tulisan ini merupakan hasil kunjungan lapangan ke PT. Alam Indah Bunga Nusantara oleh Mahasiswa Pascasarjana Dept. Agronomi dan Hortikultura IPB.

Cisarua, 3 Januari 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

Centotheca lappacea (Linnaeus) Desvaux

METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DALAM PEMULIAAN TANAMAN