Agronomi dan Tantangan Pertanian Indonesia

Pendahuluan 
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dan masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang pada sektor industri dan jasa. Sektor pertanian mencakup sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, pertanian, perikanan dan kehutanan. Peningkatan produksi dalam pertanian perlu terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang terus menerus kian bertambah. 

Manusia pada awalnya hanya hidup dengan mencari makanan dengan memanfaatkan hasil hutan secara langsung dan terus berkembang menempati suatu areal lahan bersama dengan kelompok-kelompoknya untuk bercocok tanam serta mulai memelihara ternak. Pembukaan hutan untuk areal bercocok tanam mulai dilakukan namun hanya dapat ditanami beberapa tahun dan kemudian berpindah tempat lagi. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, cara seperti itu tidak dapat terus dipertahankan perlu untuk tetap mempertahankan tingkat kesuburan tanahnya dan mulai dikenal teknik budidaya (agronomi). 

Ilmu agronomi merupakan suatu ilmu untuk mengelola suatu pertanaman dengan tujuan dicapainya produksi yang maksimum dan tetap berkelanjutan. Dalam pengelolaan suatu pertanaman kita menginginkan hasil yang maksimum namun tetap harus memperhatikan bagaimana hasil yang maksimum itu tetap berkelanjutan. Ketidakseimbangan penambahan jumlah penduduk dibanding penambahan hasil pangan menjadi persoalan yang dipelajari oleh bidang Agronomi. Antara lain usahanya dengan perluasan lahan, penggunaan varietas unggul, peningkatan manajemen dalam berbagai tindak agronomi dan pelaksanaanya. Sistem produksi suatu tanaman tidak semata-mata untuk produksi sebanyak mungkin, karena produksi maksimum belum tentu keuntungan maksimum. Kita harus memperhatikan kesesuaian tanaman dengan sumberdaya yang ada dan tetap berorientasi pada pasar (selera konsumen). 


Lahan Pertanian

Terdapat perbedaan antara tumbuhan, tanaman, dan tanaman pertanian dalam hal perlakuannya dan tujuan pemanfaatannya. Tumbuhan merupakan sesuatu yang hidup (yang mempunyai batang, akar, daun, dan mempunyai inti sel serta klorofil) secara alamiah di alam tanpa adanya usaha campur tangan manusia dan dibiarkan tumbuh begitu saja. Tanaman merupakan tumbuhan yang ditanam dan dipelihara untuk dimanfaatkan, sementara tanaman pertanian merupakan semua tanaman yang dimanfaatkan manusia yang secara ekonomi bermanfaat dan sesuai dengan rencana dan keinginan manusia. 

Kita seharusnya memikirkan teknologi yang paling sesuai untuk saat ini, misalnya dengan memodifikasi berbagai teknologi revolusi hijau yang ada agar lebih tepat dan sesuai seperti mencari jenis tanaman yang sesuai dengan potensi lahan kita atau menanam tanaman tertentu disesuaikan dengan lahan yang memiliki syarat tumbuh ideal sehingga potensi hasilnya bisa maksimum. Dengan adanya nya varietas yang spesifik lokasi tentu akan menghemat biaya input dan lebih mempermudah teknik budidaya. 

Produksi Potensial dan Random Fluctuation 
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam produksi tanaman sehingga mencapai hasil maksimum seperti meningkatkan laju fotosintesis dan memperbaiki alokasi hasil fotosintesis ke organ yang bernilai ekonomis. Peningkatan efisiensi fotosintesis yang didasarkan pada studi morfologi, fisiologi hara dan air, misalnya dihasilkan tanaman-tanaman yang memiliki daun yang lebih tegar dan tegak tajuknya dan tahan rebah serta tanaman yang berdaun kusam dengan maksud lebih efisien dalam penyerapan energi matahari. Untuk masa depan lebih ditekankan untuk menemukan karakteristik molekuler yang akan dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan tanaman dengan efisiensi fotosintesis yang lebih tinggi, seperti menekan kehilangan energi matahari akibat efisiensi kuantum untuk fiksasi CO2 pada cahaya dengan panjang gelombang 680 nm dengan cara memodifikasi enzim-enzim fotosintesis. 

Efisiensi fotosintesis tanaman pun dipengaruhi jenis atau golongan tanamannya, apakah tanaman C3, C4, atau CAM. Tanaman-tanaman C4 memiliki persentase produktivitas harian netto (g/m2) yang lebih tinggi daripada tanaman C3, karena lebih efektif dan efisien dalam pemanfaatan cahaya matahari dan air. Tanaman CAM memiliki potensi tahan kekeringan, sehingga diharapkan kedepan dapat dihasilkan tanaman C3-CAM fakultatif dan tanaman C4-CAM fakultatif. 

Upaya peningkatan alokasi fotosintat ke organ bernilai ekonomi dapat dilakukan melalui studi fisiologi untuk mengetahui tanda maupun sinyal dalam tanaman untuk menarik fotosintat ke organ bernilai ekonomi atau mengetahui apa yang mengatur arah distribusi fotosintat dan karakter seperti apa yang diperlukan agar lebih banyak fotosintat didistribusikan ke organ bernilai ekonomi. Upaya yang dapat dilakukan dengan memanipulasi langsung pada tanaman maupun perbaikan genetik tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil. 

Bagaimana meningkatkan efisiensi fotosintesis dan bagaimana agar fotosintat yang dihasilkan dapat maksimum didistribusikan ke organ-organ tanaman yang bernilai ekonomis merupakan salah satu peran ekofisiologis dalam menjawab beberapa tantangan utama pertanian kedepan, seperti bagaimana cara menghasilkan produksi pertanian dengan harga yang wajar bagi populasi yang terus meningkat dan bagaimana meningkatkan produktivitas dengan areal pertanian yang semakin sulit. Sebenarnya kegiatan pertanian kita cukup sukses karena sekarang kita mampu meningkatkan produktivitas dengan kondisi lahan pertanian yang semakin menurun. Kebutuhan pangan kita masih sering kurang karena kita gagal mencegah konversi lahan pertanian, menekan laju pertumbuhan penduduk, dan menambah lahan-lahan untuk pertanian. 

Kegiatan budidaya tanaman merupakan pengelolaan sumberdaya nabati melalui perekayasaan potensi genetik dan potensi fisiologi tanaman maupun lingkungan tumbuh dalam kegiatan produksi tanaman dan penanganan hasil. Dalam produksi tanaman dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umum hasil produksi dapat di fungsikan Fenotipe = Genotipe x Lingkungan, artinya penampakan (hasil) sangat dipengaruhi oleh interaksi antara potensi genetik tanaman dengan lingkungan. Untuk mendapatkan potensi genetik yang diharapakan dapat dilakukan perakitan varietas unggul melalui bioteknologi, pemuliaan tanaman (hibridisasi) maupun seleksi tanaman. Lingkungan berperan penting terhadap pemunculan potensi genetik yang sebenarnya, baik faktor biotik dan abiotiknya. Untuk itu peran ekofisiologi sangat penting untuk mempelajari fisiologi tanaman dan interaksinya terhadap lingkungan, sehingga dapat dihasilkan teknologi yang tepat dan efektif. 

Lingkungan sangat berpengaruh dalam suatu sistem produksi. Ada faktor-faktor dari lingkungan yang selalu berubah, tak diduga, tak diharapkan, sukar dikendalikan, dan mempengaruhi secara acak sistem produksi, yang akan sangat berpengaruh terhadap berhasil atau gagalnya suatu sistem produksi yang kita inginkan, hal inilah yang disebut Random Fluctuation. Misalnya fungsi-fungsi lain dalam organisasi seperti fungsi pemasaran, keuangan, personalia dan sebagainya, lingkungan di luar perusahaan seperti Perturan pemerintah, Hukum, Kondisi sosial politik, Ekonomi, Perubahan selera konsumen, dan sebagainya. Random Fluctuation ini hampir selalu terjadi, tetapi dapat dikurangi melalui usaha keras manajemen, misalnya dengan pengalaman hasil yang pernah kita alami kita bisa mempelajari pola-pola gejala yang akan terjadi sehingga kita bisa merancang skenario dengan sejumlah alternatif yang ada untuk meghadapi atau mengurangi efek dari Random Fluctuation ini. 

Tututan Konsumen terhadap Produk Pertanian 
Dewasa ini di tingkat global telah terjadi perubahan nilai dan konsep pada konsumen terhadap produk-produk pertanian yang mereka konsumsi. Hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku dan sikap mereka dalam membeli suatu produk agrisbisnis. Meningkatnya kesadaran konsumen akan kaitan kesehatan dan kebugaran dengan konsumsi makanan, telah meningkatkan tuntutan konsumen akan nutrisi produk-produk yang sehat, aman dan menunjang kebugaran. Keamanan pangan menjadi kunci yang menentukan kualitas produk pangan. Beberapa tuntutan konsumen antara lain yaitu : 
  • Harus aman, bebas dari cemaran racun pestisida dan mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. 
  • Mempunyai nilai gizi dan mengandung zat berkhasiat untuk kesehatan. 
  • Bermutu tinggi dan tidak sekedar enak. Secara singkat mutu termasuk semua hal yang dapat memuaskan pelanggan. 
  • Diproduksi dengan cara yang tidak merusak kelestarian lingkungan. 
  • Diproduksi dengan cara memikirkan keselamatan petani dan pekerja, misalnya keamanan dalam aplikasi pestisida, upah yang sesuai dan sebagainya. 
  • Mempunyai traceability. Cara produksi pangan harus dapat dirunut dari pasar sampai kebun. Data-data harus transparan dan jujur. Karena itu catatan aktivitas di kebun dan rantai pasar harus menajdi perhatian. 
Dengan munculnya tuntutan tersebut, menjadikan persaingan kian ketat. Untuk memenangkan persaingan tersebut, tantangan yang paling dominan bagi agroindustri adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang akan mereka konsumsi bermutu dan aman, serta pada tingkat harga yang terjangkau. Konsekuensinya, industri pangan dan bahan baku pangan harus mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan sebagai fokus kegiatan utama. Walaupun faktor mutu akan menambah biaya produksi, peningkatan biaya tersebut akan diimbangi dengan penerimaan oleh konsumen. Disamping dapat menimbulkan citra yang baik dari konsumen, pengendalian mutu yang efektif akan mengurangi tingkat risiko rusak atau susut. Keinginan konsumen terhadap praktik bisnis yang jujur dan dapat dipercaya dinyatakan dengan adanya traceability (keterlacakan) produk pertanian yang mereka beli. 

Startegi Meraih Keunggulan Pertanian Indonesia 
Perkembangan dan tuntutan pasar di Indonesia mengarah kepada produk yang lebih sehat merupakan kemajuan dalam pola konsumsi masyarakat dan gaya hidup. Hal ini tentunya harus didukung dengan perencanaan pembangunan pertanian yang mantap. Bukan model pertanian konvensional yang saat ini banyak dilakukan oleh petani. Berbagai tahapan menuju pertanian ramah lingkungan sudah pernah dilakukan dari era pemerintah ke pemerintahan yang lain. Namun demikian petunjuk terhadap penataan pembangunan pertanian masa depan ini masih suram. 

Diperlukan keberanian, tekad, pemahaman, tindakan yang nyata untuk melakukan aksi. Kisah Go Organik masih terngiang hingga kini tapi, gaungnya tidak seramai saat pemerintah era Orde baru mencanangkan penggunaan urea sebagai peningkat produksi padi. Petani yang sudah terlanjur mengikuti anjuran ber-organik ada terselamatkan oleh pasar, namun ada juga yang karam akibat kartel atau sistem pasar bebas. 

Pertanian tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan genetik secara berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global merupakan visi pertanian Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut strateginya meliputi: 
  1. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Pengembangan SDM pertanian dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam penerapan teknologi pertanian dan meningkatkan motivasi dan persepsi tentang pertanian modern, dan juga untuk transformasi tradisi dan kultur menjadi pertanian berbudaya industri. 
  2. Penyempurnaan Kelembagaan Petani dan Pertanian. Salah satu penyebab rendahnya daya saing pertanian Indonesia adalah sempitnya lahan pertanian yang dikelola petani. Dalam kondisi seperti itu, petani pada umumnya mengelola lahan sempitnya secara sendiri-sendiri, tidak ada konsolidasi dalam pengelolaan lahan. 
  3. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan antara lain dengan penerapan teknologi yang tepat. Good Agriculture Practices, Good Handling Practices, dan Good Manufacturing Practices, menjadi salah satu pilar dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. 
  4. Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian. Peningkatan nilai tambah diarahkan kepada peningkatan pendapatan masyarakat petani dan perdesaan di luar kegiatan on farm, sekaligus mendukung kebijakan lahan pertanian, dengan banyaknya peluang pendatan dari kegiatan off farm 
  5. Usaha untuk Kemandirian Pangan. Strategi kemandirian pangan diarahkan pada pemenuhan pangan nasional secara mandiri berdasarkan sumberdaya alam, kemampuan produksi dan kreativitas masyarakat. 
  6. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Produktif dan Lestari. Pengelolaan lingkungan hidup yang produktif dan lestari. 
  7. Penyempurnaan Sistem Pemasaran Produk Pertanian. Perlu dilakukan pemberdayaan rantai pasar dengan Penerapan Supply-Chain Management.
  8. Kebijakan Makro yang Mendukung Pertanian. 
Upaya pemerintah saat ini dan jangka panjang dengan konsep pertanian berkelanjutan merupakan salah satu peluang yang bisa mulai dibangun. Semua terlibat dan menjadi subyek dari gerakan ini. Pemerintah, petani/masyarakat, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan swasta ingin dilibatkan dalam pembangunan pertanian berkelanjutan. Semua akan merasakan bahwa upaya membangun pertanian ini merupakan upaya penting dalam membangun Indonesia seutuhnya. Semua berkomitmen membangun pertanian Indonesia. 

Kesimpulan 
Ilmu agronomi merupakan suatu ilmu untuk mengelola suatu pertanaman dengan tujuan dicapainya produksi yang maksimum dan tetap berkelanjutan. Dibutuhkan teknologi untuk menemukan varietas yang spesifik lokasi yang tentunya akan menghemat biaya input dan lebih mempermudah teknik budidaya. Meningkatnya kesadaran konsumen akan kaitan kesehatan dan kebugaran dengan konsumsi makanan, telah meningkatkan tuntutan konsumen akan nutrisi produk-produk yang sehat, aman dan menunjang kebugaran. Keamanan pangan menjadi kunci yang menentukan kualitas produk pangan. Hal ini tentunya harus didukung dengan perencanaan pembangunan pertanian yang mantap sehingga semua pihak diminta untuk berkomitmen dan berkontribusi dalam membangun pertanian Indonesia. 

Daftar Pustaka 

Anonim, 2012. Menata Pembangunan Pertanian Berkelanjutan . http://pertaniansehat.com/read/2012/06/26/menata-pembangunan-pertanian-berkelanjutan.html . diakses pada tanggal 5 November 2012. 

Roedhy Poerwanto. 2008. Pengertian Agronomi Lanjut. Departemen Agronomi & Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. http://agroland.wordpress.com/pengertian-agronomi/. Diakses pada tanggal 5 November 2012. 

Mahdi, Rizal. 2010. Pertanian Masa Depan. http://rizalm09.student.ipb.ac.id/category/agriculture/. Diakses pada tanggal 5 November 2012. 

Roedhy Poerwanto. 2012. Good Agriculture Practice: Merevolusi Revolusi Hijau;Pemikiran Guru Besar IPB. IPB Press. Bogor. Hal:250-261.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

Centotheca lappacea (Linnaeus) Desvaux

METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DALAM PEMULIAAN TANAMAN