Laporan perjalanan praktek lapang terpadu di Balitsereal Kab. Maros

LAPORAN PERJALANAN PRAKTEK LAPANG

 

KATA PENGANTAR

 

Sebagai salah satu metode yang digunakan untuk mempelajari lebih jauh mengenai ilmu pengetahuan terutama yang menyangkut keprofesian yang orientasinya adalah lapangan maka, perlu diadakan suatu prkatek lapang untuk mengetahui lebih dalam masalah yang kemungkinannya banyak timbul di lapangan yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

            Dilaksanakannya praktek lapang ini diharapkan tidak hanya membantu mahasiswa dalam memepelajari dan melaksanakan salah satu tugas kuliahnya, namun juga sangat berguna bagi dosen dan pemateri untuk saling berbagi pengetahuan yang dimilki satu sama lain sehingga materi – materi yang diberikan dapat ditangkap dan dimengerti dengan mudah oleh para mahasiswa.

            Dalaam laporan praktek lapang ini kemudian akan dibahas mulai dari latar belakang kegiatan hingga pada komoditi dan teknik budidaya yang dikembangkan dan bahkan sampai pada pembuatan rancangan teknik budidaya sesuai dengan kondisi wilayah/lokasi praktek lapang.

            Meskipun secara keseluruhan laporan perjalanan praktek lapang ini masih belum dapat menyajikan semua informasi mengenai kegiatan praktek lapang ini namun, penilis bersyukur dengan adanya laporan paraktek lapang ini dapat membantu para pembaca dalam mengetahui kegiatan paraktek lapang yang dilakukan dengan melihat jenia komoditi dan teknik budidayanya.

            Mengetahui akan kurangnya bobot mengenai isi dari laporan praktek lapang ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritikannya unutk lebih memperbaiki mutu laporan praktek lapang ini. 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                  BAB I.

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang Praktek Lapang.

Praktek lapang terpadu adalah kegiatan yang dapat memberikan informasi kepada mahasiswa tentang ilmu dan penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat. Praktek lapang ditujukan ke para Mahasiswa untuk menggali lebih dalam mengenai pengetahuannya terutama dalam bidang pertanian terkait masalah yang terjadi di lapangan dengan melihat secara langsung jenis komoditi dan beberapa varietas yang dikembangkan baik dalam bentuk fisologis maupun morfologinya.

Dilaksanakanlah kegiatan praktek lapang terpadu ini dengan harapan bahwa para peserta yang terdiri dari mahasiswa dapat membedakan beberapa jenis komoditi dengan beberapa varietas yang sedang dikembangkan saat ini serta melihat teknik budidaya dan pengelolaan hasil dari produksi yang dfihasilkan sehingga nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Praktek lapang ditujukan kepada para Mahasiswa agar dapat  megetahui seluk beluk suatu ilmu yang berhubungan dengan profesinya sehingga nantinya dapat diaplikasikan dengan baik di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan ilmu tersebut. Kegiatan ini pula di tujukan  buat para Mahasiswa untuk menggali lebih dalam mengenai pengetahuannya terutama dalam bidang pertanian terkait masalah yang terjadi di lapangan dengan melihat secara langsung jenis komoditi dan beberapa varietas yang dikembangkan baik dalam bentuk fisologis maupun morfologinya.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program kerja oleh jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar dengan menggabungkan beberapa mata kuliah dalam satu kegiatan praktek lapang secara terpadu dan mengikut sertakan  dosen sebagai pembimbing dan mengarahkan mahasiswa pada praktek lapang tersebut..

Dengan demikian, praktek lapang ini dapat dijadikan motivasi dan semagat bagi para mahasiswa untuk lebih memperdalam ilmu dan pengetahuan berdasarkan jurusan masing-masing.

 

1.2    Nama Kegiatan.

Berhubung karena ada enam mata kuliah yang dipadukan, yakni Pemuliaan tanaman, Pemuliaan tanaman lanjutan, In Vitro, Perancangan Percobaan, Teknologi Benih dan Budidaya Tanaman Semusim dengan dengan mempraktekkan beberapa materi yang  di lapangan sehingga kegiatan ini kemudian di namakan dengan Praktek Lapang Terpadu.

 

1.3  Waktu dan Tempat Kegiatan   

Kegiatan Praktek Lapang Terpadu ini dilaksanakan di Balai Penelitian Jagung dan Serealia (BALITSEREAL) Kabupaten Maros pada hari Sabtu tanggal 05 April 2008 pada pukul 09.00 – 13.30 Wita.

 

1.4     Pelaksanaan Kegiatan. 

Praktek Lapang terpadu yang bertujuan untuk menggali pengetahuan Mahasiswa dalam bidang pertanian dengan mempelajari bentuk morfologi dan fisiologi tanaman dengan berbagai system analisis yang di terapkan di Balai Penelitian Jagung dan Serealia (BALITSEREAL) Kabupaten Maros.

Selain mempelajari bentuk umum tanaman yang dikembangkan di BALITSERAL, Mahasiswa juga di perlihatkan bagaimana cara pengembangan tanaman dengan cara pemuliaan atau kultur jaringan. Penerapan teknologi benih di BALITSEREAL, memungkinkan balai ini dapat menghasilkan benih-benih unggul dengan kualitas yang bermutu tinggi dan memadukannya dengan mesin-mesin teknologi untuk memudahkan dalam pengelolaan produksinya.

Dengan demikian, Mahasiswa perlu mempelajari bagaimana tahapan – tahapan yang dilakukan Balai benih ini termasuk metode perancangannnya dalam rangka menghasilkan produksi benih yang bermutu tinggi yang nantinya dapat dilepas di pasaran dengan harga yang relatife terjangkau oleh masyarakat.

 

1.5     Sumber Dana

Dalam kegiatan Praktek Lapang Terpadu ini sebagian besar menggunakan dana subyektif yang asalnya dari Mahasiswa sendiri sebagai peserta meskipun ada dana tambahan yang diberikan oleh pihak jurusan  namun pengalokasiannya hanya untuk Dosen, Asisten dan Panitia Pelaksana.

 

1.6     Jenis / Metode Kegiatan.        

Adapun Metode yang digunakan pada Praktek Lapang Terapadu ini adalah :

1.    Pemberian Kuisioner

         Dalam  pelaksanaannya, asisten kemudian membagikan kuisioner kepada para peserta yang terdiri dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu. Kuisioner ini berisi beberapa pertanyaan yang dapat di tanyakan kepada para pemateri dan hasilnya nanti dapat dijadikan sumber referensi untuk mengadakan penelitian ataupun penulisan laporan.

2.    Tanya Jawab.

Ketika kegiatan ini telah dilangsungkan, para peserta akan dipandu oleh beberapa orang pemateri yang mengetahui tentang seluk beluk tanaman yang sedang dikembangkan di Balai ini. Di antara penateri dan peserta, dosenpun tampak hadir disaat pemateri memberikan penjelasan kepada para peserta. Sehingga, Tanya jawab yang dilangsungkan jadi lebih menarik dan pesertapun mengikutinya dengan lebih antusias.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTEK LAPANG

 

2.1     Kegiatan Praktek Lapang.

Kegiatan ini dimulai pelaksanaannya di kampus Univiversitas Hasanuddin Makassar Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Pertanian dan mengumpulkan dan menunggu para peserta praktek lapang serta  menunggu kedatangan dosen mata kuliah yang bersangkutan. Agar dapat secara bersama-sama tiba di tujuan praktek lapang Yakni BALITSEREAL Kabupaten Maros sambil dan para panitia mempersiapkan bahan logistik  dan perlengkapan lain yang nantinya akan digunakan di tempat praktek.

Dengan menggunakan menggunakan beberapa kendaraan umum dan kendaraan pribadi, para peserta kemudian berangakat pada pukul 09.00 Wita bersamaan dengan para asisten dengan jarak perjalanan  kurang lebih 20 Km. Kira-kira 50 menit kemudian, para peserta pun tiba di tempat praktek lapang yakni Balai Penelitian Jagung dan Serealia (BALITSEREAL) Kabupaten Maros.

Beberapa menit kemudian, kepala BALAITSEREAL menyambut kami dan mempersilahkan peserta dan para dosen untuk memasuki ruang aula utama balai dalam rangka ramah tamah dan pembukaan pelaksanaan praktek lapang terpadu ini. Kepala balai juga sempat mempersentasekan keadaan BALITSEREAL saat ini serta jenis-jenis komoditi yang sedang dikembangkannya.

Setelah proses penyambutan dan pembukaan selesai, maka pesertapun di arahkan menuju lapangan tempat pengembangan komoditi dilangsungkan yang dibimbing oleh pemateri yang ahli dalam jenis komuditi tersebut. Namun sebelum ke lapangan, peserta di berikan pengetahuan berupa teknik persilangan benih yang unggul dengan metode kultur dan penyilangan tanaman antar varietas  berbeda.

Dengan kuisioner yang telah dibagikan, peserta dapat memberikan beberapa pertanyaan menyangkut materi yang dijelaskan sehingga arah pembicaraan dan materinyapun dapat dengan jelas di mengerti. Terlepas dari beberapa penjelasan yang diberikan oleh para pemateri, peserta pun dapat dengan langsung melihat beberapa perbedaan tanaman dengan varietas dan jenis yang berbeda serta penggunaan teknologi yang diterapkannya pada percobaannya dan pada setiap produksi benih yang dihasilkan dengan mutu dan kualitas yang unggul tentunya.

Setelah beberapa tahapan yang dilewati, materi yang diberikan telah tuntas serta kuisionernyapun telah selesai terisi, maka pesertapun kemudian istirahat untuk makan siang dan sholat. Begitupun dengan dosen dan para pemateri yang lain mengadakan makan siang bersama dengan pemateri, dan peserta meskipun beberapa diantara peserta masih ada yang sibuk menyelesaikan kuisionernya.

Panitia pelaksana juga tampak sibuk membersihkan sampah yang masih berserakan di sekitar tempat makan. Bersamaan dengan itu, para dosenpun kemudian pamit pada pemateri dan kepala Balai lalu bergegas untuk pulang dan meninggalkan Balai tepat pada pukul 13.30 Wita.

 

2.2     Komoditi yang digunakan dan teknik Budidayanya.

Dalam kegiatan praktek Lapang ini, Jenis komoditi yang dikembangkan adalah :

1.      Sorgum.

Salah satu tanaman yang sedang dikembangkan oleh balai benih ini adalah tanaman sorgum meskipun proses penanaman dan pengembangannya tidak terlalu diutamakan dibandingkan tanaman jagung ataupun tanaman padi mengingat nilai jual  akan komoditi ini di pasaran tidak terlalu besar serta tingkat kebutuhannya di kalangan masyarakat masih terlalu rendah hanya digunakan untuk tujuan tertentu saja seperti untuk pengembangan penelitian pada suatu lembaga pengujian benih.

Budidaya tanaman sorgum ini dilaksanakan di dalam green house di mana proses penanaman dan pengembangannya mirip dengan tanaan lain seperti jagung ataupun padi. Benih sorgum ini tidak disemaikan tetapi dapat langsung di tanam pada suatu media ataupun lahan penanaman. Jarak tanam yang cocok untuk tanaman sorgum pada luas areal 2 x 3 meter adalah 75 x 25 cm dengan jumlah benih yang ditanam sebanyak satu jumput atau malai.

Proses pemupukannya dapat dilakukan sebanyak dua kali yakni pada umur 7 hari setelah tanam dan 40 hari setelah tanam dengan menggunakan pupuk Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Proses pemeliharaannya  sama seperti jagung di mana dilakukan penyulaman jika ada tanaman yang tidak tumbuh pada suatu lubang tanam. Selai itu, dapat pula dilakukan penyiangan untuk membersihkannya dari hama dan penyakit seperti gulma dan serangga perusak tanaman dengan menyemprotkan pestisida ke bagian tanaman yang terserang. Proses penyiraman pun perlu di lakukan untuk membantu pertumbuhan tanaman terutama dalam proses fotosintesis dan respirasi. Penyiraman ini sebaiknya dilakukan 2 kali sehari agar tanaman tersebut tidak mengalami kekeringan selama pertumbuhannya.

2.      Jewawut.

Selain tanaman sorgum, tanaman serealia lain yang dikembangkan oleh balai penelitian benih ini adalah Jewawut (Millet). Tanaman jewawut ini memiliki biji yang lebih kecil di bandingkan sorgum atau tanaman yang lainnya di mana bijinya mirip dengan biji wijen. Ciri lain yang dimilki oleh jewawut adalah tanamannnya tidak terlalu tinggi seperti jagung namun, terkadang bentuk daunnya mirip dengan rumput liar.

Jewawut yang dikembangkan memiliki beragam jenis dan varietas yang asalnya bukan hanya di dalam Sulawesi saja namun, sengaja di datangkan dari luar Sulawesi pula seperti Irian, Sumatera dan bahkan ada dari Malaysia. Tanaman jewawut yang berasal dari luar ini sengaja di datangkan untuk dikembangkan dengan tujuan untuk memperoleh jenis jewawut yang beragam ataupun bahkan nantinya dapat dipersilangkan antar tetua yang berbeda jenis eskipun saat ini pengembangannya juga belum dilakukan secara optimal oleh balai benih ini.

Tanaman jewawut ini memiliki fungsi selain sebagai bahan makanan, juga sebagai bahan obat – obatan yang dikembangkan secara tradisonal serta di gunakan sebagai bahan pakan ternak untuk jenis burung – burungan seperti burung perkutut. Sama halnya dengan tanaman lain, jewawut ini sangat digemari oleh sebagian masyarakat terutama oleh pemuka adat yang menjadikan jewawut ini sebagai salah satu makanan wajib dalam suatu ritual  acara adat.  

Budidaya tanaan jewawut ini agak mirip dengan tanaman sorgum di atas . Untuk penanamnnya dapat dilakukan di lahan maupun di dalam green house untuk menjaganya dari gangguan hama seperti burung dan hama tikus karena jewawut ini termasuk tanaman yang digemari oleh kedua jenis hama ini. Sama dengan sorgum, benih jewawut tidak disemaikan tetapi dapat langsung di tanam pada suatu media tanam ataupun lahan penanaman dengan jumlah benih yang ditanam sebanyak satu jumput atau malai dalam satu lubang tanam .Jarak tanam yang cocok untuk tanaman jewawut pada luas areal 2 x 3 meter adalah 75 x 20 cm atau  70x 25 cm.

Proses pemupukannya dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, TSP dan KCL dengan perbandingan 2 : 1 : 1  dan jika perlu menambahkan fosfor sebagai pelengkap. Proses pemeliharaannya yang perlu dilakukan adalah penyiraman di mana di lakukan untuk membantu pertumbuhan tanaman. Penyiraman ini sebaiknya dilakukan 2 kali sehari agar tanaman tersebut tidak mengalami kekeringan selama pertumbuhannya. Penyulaman perlu juga dilakukan jika ada tanaman yang tidak tumbuh pada suatu lubang tanam. Selain itu, dapat pula dilakukan penyiangan untuk membersihkannya dari hama dan penyakit seperti gulma dan serangga perusak tanaman dengan menyemprotkan pestisida ke bagian tanaman yang terserang.

 

            Rancangan teknik budidaya sesuai dengan kondisi wilayah dan lokasi praktek lapang.

Rancangan budidaya yang sebaiknya dilakukan adalah rancangan acak kelompok. Selain itu, dapat pula dilakukan rancangan acak terpisah mengingat banyaknya tanaman yang sifatnya heterogen dari setiap contoh sampel yang

akan diujikan. Rancangan acak kelompok (RAK) baik digunakan pada tanaman sorgum dan jewawut dengan mengelompokkannya ke dalam beberapa jenis dan varietas tanaman.

Sementara, rancangan yang dilakukan pada balai benih ini hanya menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dan rancangan acak lengkap  (RAL) karena pelaksanaan penanamannya hanya dilakukan di dalam green house serta kondisi bahan atau lingkungan percobaan yang homogen dan tidak banyak karena pengembangannya belum terlalu diutamakan sehingga jumlah tanaman yang dikembangkan relative masih kurang.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

 

3.1      Kesimpulan.

Dari beberapa uraian di atas dalam rangka Praktek Lapang Terpadu yang dilakukan di Balai Penelitian Serealia dan Jagung Kabupaten Maros , maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, Yaitu :

 

a.              Tanaman yang dikembangkan dalam Balai benih ini berdsarkan hasil kuisioner adalah adalah Tanaman Sorgum dan Jewawut.

b.              Tekhnik budidaya tanaman sorgum dan jewawut prosesnya agak mirip seperti tanaman jagung ataupun tanaman padi.

c.              Rancangan yang digunakan pada lokasi praktek lapang menggunakan rancangan acak kelompok dan rancangan acak lengkap mengingat kondisi bahan dan lingkungannya bersifat homogen dan dilakukan di dalam green House.

 

3.2     Saran.

Sebaiknya pada kegiatan praktek lapang yang dilaksanakan secara terpadu ini melibatkan mata kuliah yang tidak terlalu padat sehingga, materi yang dijelaskan dapat dipahami serta peserta yang mengikuti lebih dari satu mata kuliah dapat mengikuti semua penjelasan yang di praktekkan dilokasi praktek lapang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REPLIKASI, TRANSKRIPSI DAN TRANSLASI (SINTESIS PROTEIN)

Centotheca lappacea (Linnaeus) Desvaux

METODE SELEKSI PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI DALAM PEMULIAAN TANAMAN